Rabu, 08 Juni 2011

Saling Memberi

Ilmu pengetahuan merupakan sebuah kajian bagaimana menjelaskan sebuah fenomena menjadi sebuah realita dan masuk akal. Mungkin orang akan bingung bagaimana menelaah terjadinya petir, tetapi dengan ilmu fisika dapat dijawab dengan mudah, begitu juga dengan fenomena-fenomena yang dulu dianggap sebagai sebuah keajaiban, tetapi dengan sentuhan ilmu pengetahuan semua bisa dijelaskan masuk akal.

nah....

disini saya menulis tentang simbiosis mutulisme.

Kata simbiosis sepertinya sudah tidak asing bagi telinga kita. Sejak sekolah dasar kita sudah mendapatkan pengertian akan kata ini. Mungkin kata simbiosis yang paling sering kita dengar adalah simbiosis mutualisme. Simbiosis mutualisme adalah hubungan sesama mahkluk hidup yang saling menguntungkan ke dua belah pihak.

dapat kita lihat dari gambar di atas


atau gambar ini >>>>>>>>>>>>>


Beberapa waktu yang lalu, oh bukan ... beberapa bulan yang lalu mungkin...hmmmm ketika saya melintasi sebuah areal persawahan di satu desa di siborong-borong. Saya melihat sekawanan burung dan seekor kerbau mencari makan di areal persawahan. Dengan rukun mereka mengais-ngais tanah dan ada seekor burung dengan nyaman bertengger di punggung kerbau. Ada satu wisdom yang saya dapat yaitu kalau hewan-hewan bisa tetap rukun mencari makan di suatu lahan, mengapa manusia kadang berebut demi sesuap rejeki yang tiap hari Tuhan sediakan. Padahal Tuhan sudah berjanji Dia pasti akan cukupkan semua kebutuhan kita, mengapa kita masih iri satu sama lain dan tak sedikit yang saling jegal karena tak rela melihat orang lain mendapatkan lebih daripada apa yang dia dapatkan?

dalam masyarakat 
terdapat orang yang kaya, miskin, sederhana, elegan, naik mobil, jalan kaki, dll. Akan ada orang-orang yang lebih kecil dari kita dan ada pula yang lebih besar dari kita dalam segi apapun. Perbedaan yang ada ini hendaknya tidak membuat kita membeda-membedakan atau kita memilih hanya bergaul dengan orang yang "selevel" dengan kita. Manusia tercipta bukan untuk kita berdiri sendiri-sendiri namun saling menopang dan mengasihi sebagai satu. Kalau saat ini Anda pilih-pilih dalam bergaul, alangkah lebih baik Anda tak usah bertetangga ataupun berteman. Buat apa Anda mengaku mahluk ciptaan Tuhan kalau Anda tak bisa membaur. Di mata Tuhan kita semua sama, mengapa kita memandang tinggi yang satu dan merendahkan yang lain?


Namun....

Bicara mengenai keuntungan antara ke dua belah pihak seperti hubungan Simbiosis mutualisme... , muungkin semua orang mengharapkan hal yang serupa. Oleh karenanya sering terdapat kata-kata “pembeli puas, penjual senang” dalam sebuah papan iklan. Satu hal yang tidak boleh terjadi adalah apabila seluruh manusia sudah memandang saling menguntungkan sebagai prinsip utama dalam berhubungan dengan sesama. Apabila itu terjadi maka kekacauan dan jurang pemisah dalam berbagai bidang pastinya akan terjadi. Rasa iba melihat mereka yang kekurangan dari segi fisik maupun ekonomi pastinya sudah tidak berlaku lagi, maka dunia ini nantinya hanya berisikan orang-orang yang hanya memberi jika meraka bisa menerima balasan setimpal.

Hukum kasih Tuhan tentulah berbeda dengan hal tersebut. Bahkan Tuhan menegaskan bahwa perbuatan baik yang kita lakukan kepada mereka yang berbuat baik kepada kita tidak ada gunanya. Berbuat baik terhadap mereka yang berbuat baik pada kita memang tidak salah, akan tetapi nilai kasih yang sebebnarnya adalah pada saat kita tetap berlaku baik walaupun tidak mendapatkan perlakuan serupa. Memang sangat sulit untuk memperlakukan dengan baik, mereka yang tidak memperlakkukan kita dengan baik, akan tetapi itulah kehendak-Nya dalam hidup kita. Tuhan ingin kita menjadi terang dunia, dimana terang berbeda dengan kegelapan. Jika orang-orang dunia hanya memandang simbiosis mutualisme, maka kita harus bisa mengasihi lebih dari mereka! Karena itulah pembeda kita yang telah diselamatkan, dengan orang-orang dunia.


Kasih Tuhan tidak memandang kata saling menguntungkan yang ada hanya saling memberi.



Terima kasih telah membaca....
GOD Bless u

Tidak ada komentar:

Posting Komentar